Senin, 06 Februari 2012
Mewaspadai Keselamatan Diri Saat Beribadah Haji
Pergi beribadah haji ke Tanah Suci, bukanlah suatu perjalanan biasa. Selain harus menempuh perjalanan yang lama dan panjang, para jemaah haji juga dihadapkan pada kondisi alam, suhu udara, kondisi budaya, dan orang-orang asing yang memiliki kebiasaan berbeda dengan yang biasa dijumpai di negara asal.
Tentu saja perjalanan panjang ini tidak hanya melelahkan namun juga penuh risiko. Apalagi di tempat tujuan, para jemaah haji akan bertemu dengan jutaan orang dari seluruh penjuru dunia dengan bahasa ibu, postur tubuh, kebiasaan, dan adat-istiadat yang tak sama. Tumpah ruah jadi satu di Tanah Suci untuk tujuan yang sama.
Kadang kondisi penuh orang bagai lautan manusia ini membuat para jemaah haji harus berdesakan, tak sengaja saling dorong, terjatuh, bahkan terinjak, yang mengancam keselamatan diri. Berikut ini ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk menjaga keselamatan diri saat menunaikan Ibadah Haji. Semoga berguna.
1. Menghindari obat-obatan yang menyebabkan kantuk. Sebab saat jemaah haji melaksanakan rangkaian Ibadah Haji, jemaah membutuhkan pergerakan fisik berupa jalan kaki, sehingga jika mengantuk kemungkinan bisa terjatuh. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter keluarga maupun dokter pendamping kelompok selama di tanah Suci mengenai obat yang aman dan sesuai.
2. Menghindari makanan yang tak biasa. Jika tak terbiasa dengan hidangan khas Arab yang disediakan, biasanya terdiri dari berbagai jenis nasi (seperti, nasi Birjani, chapatis, nasi Turki, kentang goreng, mie, nasi Buhari, nasi kari dan roti. Lauk pauk seperti ayam goreng, nugget, empal daging, sate ayam, kari dan gulai kambing, shih kebab, ayam semur, ayam panggang / ayam brost, donner kebab, ikan goreng, dan cumi goreng), sebaiknya menghindari untuk memakannya.
Daripada perut menjadi sebah, begah, atau tidak enak. Sebaiknya makan saja menu yang biasa dimakan sehari-hari, seperti daging dan ikan yang benar-benar matang dan disajikan dalam keadaan hangat, sayuran yang dimasak, dan buah-buahan kupas. Jika mendapat jatah susu, sebaiknya direbus terlebih dahulu. Biasanya ada fasilitas kompor di pemondokan haji.
Di Mekah juga banyak dijumpai restoran masakan Indonesia. Katering panitia Haji bagi jemaah saat berada di Amira, Arafah, dan Madinah pun menyediakan menu masakan Indonesia. Bahkan pemerintah Indonesia mengekspor pindang ikan ke Saudi Arabia untuk konsumsi jemaah haji.
3. Memperhatikan waktu terbaik untuk suatu kegiatan. Di Madinah, sebaiknya dihindari mengunjungi Rawdha selama siang hari. Waktu terbaik untuk pergi adalah di malam hari dari 09:00 sampai tengah malam. Di Mekah, jika hendak meninggalkan pemondokan menuju ke masjid, sebaiknya beberapa jam sebelum waktu shalat sehingga menemukan tempat yang nyaman dan tidak perlu berdesak-desakan.
4.Fasilitas khusus bagi difable. Untuk memungkinkan orang-orang yang menderita cacat mendapat pengalaman spiritual yang luar biasa dalam Ibadah haji, ada cara untuk memfasilitasinya. Ada pengaturan bagi penyandang cacat di bandara Jeddah, bekerjasama dengan perusahaan taksi pribadi, mobilitas mereka bisa dikurangi, bisa berjalan dengan kursi roda, dan beberapa hotel mewah juga mempunyai fasilitas untuk menerima mereka.
Eskalator dan jalan setapak di Masjid Agung Mekah dipasang sedemikian rupa untuk memungkinkan orang-orang dengan roda bisa dengan mudah berpindah dari satu lantai ke lantai yang lain. Ada juga layanan pendukung lainnya yaitu bisa meminta kursi roda dan bantuan. Para difable yang berniat untuk mencapai haji hendaknya berkonsultasi mengenai perjalanannya dengan agen dan penyedia pelayanan di lokasi asal sebelum melakukan reservasi. Selain itu juga harus meminta agen perjalanan haji menuliskan secara rinci semua persiapan tertentu yang dipersiapkan baginya.
5.Fasilitas kesehatan. Jemaah perlu mengenali letak pos pelayanan kesehatan haji Indonesia dan juga mencatat nomor telepon yang bisa dihubungi. Sewaktu-waktu merasa membutuhkan pertolongan kesehatan, bisa langsung menuju lokasi yang tepat. Jika sakit, dianjurkan untuk berobat ke dokter kloter yang memiliki cukup perbekalan obat untuk jemaah.
6.Tidak mudah menerima barang yang dititipkan orang lain yang tidak dikenal dengan baik. Sebab tidak tahu apa isinya dan jangan sampai terbelit masalah karena barang titipan itu.
7. Memperhatikan barang bawaan. Jangan sampai tertukar atau tertinggal di bus atau di tempat pemondokan.
8.Menitipkan barang pada orang yang benar-benar dikenal. Apabila akan ke kamar mandi di bandara saat baru tiba, sebaiknya tidak membawa tas tentengan, tas koper, uang dan barang berharga. Sebaiknya dititipkan kepada teman yang dikenal dan dipercaya.
9.Mengenali lokasi pemondokan. Hendaknya memerhatikan lokasi pemondokan tempat tinggal, nomor Maktab, dan nomor rumah dengan cara mengingat tanda-tanda yang mudah dikenal sebelum berangkat ke masjid atau tempat-tempat lainnya.
Selamat menunaikan ibadah haji. Selamat hingga kembali di tanah air adalah doa seluruh keluarga yang menanti di rumah!
[@rg foto:http://ngm.nationalgeographic.com]
===== ONH Plus, Umrah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar